Citra Satelit Bongkar Klaim Donald Trump, Bom Bunker GBU-57 AS Gagal Hancurkan Program Nuklir Iran?

Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru

TRIBUN-VIDEO.COM - Pemerintah Amerika Serikat mengklaim telah sukses besar menghancurkan program nuklir Iran melalui serangan udara skala besar ke tiga fasilitas utama: Fordow, Natanz, dan Isfahan.

Namun, citra satelit komersial terbaru justru menunjukkan kenyataan yang bertolak belakang.

Seperti dilansir laman NPR, sejumlah pakar independen membantah klaim sepihak Presiden Donald Trump, yang menyebut bahwa "ambisi nuklir Iran telah dihancurkan.

Menurut analisis terbaru terhadap foto satelit, serangan itu bersifat tidak tuntas, bahkan gagal menyentuh stok uranium yang sudah diperkaya hingga level membahayakan.

Jeffrey Lewis, profesor dari Middlebury Institute of International Studies di Monterey, yang selama bertahun-tahun memantau program nuklir Iran mengatakan serangan AS sangat tidak tuntas.

Pernyataan Lewis diperkuat oleh David Albright, Presiden Institute for Science and International Security (ISIS), yang menambahkan bahwa uranium 60 persen milik Iran kemungkinan besar telah dipindahkan sebelum serangan terjadi.

Ia menilai Iran masih memiliki bahan nuklir yang belum diketahui keberadaanya.

Menurut data IAEA (Badan Energi Atom Internasional), Iran memiliki lebih dari 400 kilogram uranium-235 dengan tingkat pengayaan 60 persen, cukup untuk membuat sekitar 10 bom nuklir jika disempurnakan hingga level senjata.

Fakta lain yang memperkuat dugaan kegagalan operasi adalah temuan aktivitas mencurigakan di situs Fordowberdasarkan citra dari Maxar Technologies tanggal 19–20 Juni, hanya tiga hari sebelum pengeboman.

Foto satelit memperlihatkan barisan panjang truk dan alat berat yang tampaknya digunakan untuk menutup terowongan utama dan memindahkan muatan dari dalam fasilitas.

Truk-truk ini terlihat mengarah ke jalur utama masuk ke kompleks bawah tanah, yang dibangun sekitar 80 meter di bawah permukaan lereng gunung.

Operasi militer dengan nama sandi "Operation Midnight Hammer" itu melibatkan 7 pesawat B-2 Spirit yang menjatuhkan bom penghancur bunker seberat 30.000 pon (Massive Ordnance Penetrators).

Selain itu, lebih dari 24 rudal jelajah diluncurkan dari kapal selam AS, menyasar bangunan dan pintu masuk fasilitas bawah tanah di Isfahan.

Menhan AS menyebut operasi yang dirancang Presiden Trump sangat berani dan brilian.

Namun bagi para pakar, hasilnya tidak sebanding dengan klaim tersebut.

Citra satelit memang menunjukkan enam lubang besar dan puing-puing hangus di sekitar Fordow, namun ventilasi bawah tanah, ruang sentrifugal, dan terutama gudang uranium belum dipastikan terkena.

Menurut Albright, meski program nuklir Iran terpukul, namun bukan berarti mereka tidak bisa bangkit.

Iran diduga masih memiliki ribuan sentrifugal cadangan yang belum dipasang, serta kemampuan teknis untuk memindahkan pengayaan ke lokasi rahasia lainnya.

Dalam skenario terburuk, Iran hanya butuh waktu singkat untuk mencapai level pengayaan 90 persen, yaitu ambang batas untuk membuat senjata nuklir, jika semua komponen masih tersimpan dengan baik.

Sementara itu pejabat Iran menyatakan situs nuklir Fordow tidak rusak parah.

Mereka menyebut Presiden AS berbohong soal klaim serangan menghancurkan total situs nuklir Iran.

Manan Raeisi, seorang anggota parlemen Iran yang mewakili Qom, kota suci dekat situs nuklir Fordow, mengungkapkan pada Minggu (22/6) pagi bahwa serangan AS itu "cukup dangkal" dan tidak merusak fasilitas nuklir itu secara serius.

Raeisi juga menambahkan bahwa tidak ada laporan kematian di Fordo aikbat serangan pesawat pengebom B-2 milik AS.

Stasiun televisi pemerintah Iran, juga menyatakan bahwa serangan AS hanya merusak terowongan masuk dan keluar di Fordo, bukan fasilitas itu sendiri.

(Tribun-Video.com)

https://www.tribunnews.com/internasional/2025/06/23/citra-satelit-bongkar-klaim-trump-serangan-as-gagal-hancurkan-nuklir-iran

Program: Live Tribunnews Update
Host: Rima Anggi
Editor: Januar Imani Ramadhan
Uploader: Danang Risdinato

#iran #serangan #amerikaserikat #nuklir Receive SMS online on sms24.me

TubeReader video aggregator is a website that collects and organizes online videos from the YouTube source. Video aggregation is done for different purposes, and TubeReader take different approaches to achieve their purpose.

Our try to collect videos of high quality or interest for visitors to view; the collection may be made by editors or may be based on community votes.

Another method is to base the collection on those videos most viewed, either at the aggregator site or at various popular video hosting sites.

TubeReader site exists to allow users to collect their own sets of videos, for personal use as well as for browsing and viewing by others; TubeReader can develop online communities around video sharing.

Our site allow users to create a personalized video playlist, for personal use as well as for browsing and viewing by others.

@YouTubeReaderBot allows you to subscribe to Youtube channels.

By using @YouTubeReaderBot Bot you agree with YouTube Terms of Service.

Use the @YouTubeReaderBot telegram bot to be the first to be notified when new videos are released on your favorite channels.

Look for new videos or channels and share them with your friends.

You can start using our bot from this video, subscribe now to Citra Satelit Bongkar Klaim Donald Trump, Bom Bunker GBU-57 AS Gagal Hancurkan Program Nuklir Iran?

What is YouTube?

YouTube is a free video sharing website that makes it easy to watch online videos. You can even create and upload your own videos to share with others. Originally created in 2005, YouTube is now one of the most popular sites on the Web, with visitors watching around 6 billion hours of video every month.