DPR Minta Maaf Gaduh Tunjangan Rumah 50 Juta, Perlu Transparansi Remunerasi? | SATU MEJA

JAKARTA, KOMPAS.TV - Anggota DPR Fraksi Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia di program Satu Meja the Forum menyampaikan permohonan maafnya apabila selama ini sikap dan tindak tanduk dinilai kurang berkenan oleh masyarakat.

Ia juga memberikan apresiasi kepada massa yang telah menyampaikan aspirasinya ke gedung DPR, Senin (25/8/2025). Menurutnya, ini vitamin bagi para dewan supaya kita tetap jaga sikap, tindak tanduk, pernyataan, fokus buat kepentingan rakyat, bangsa, dan negara.

"Saya hanya bisa mewakili diri saya sendiri. Kami wakil rakyat yang dipilih lewat pemilu; dan itu tidak mudah. Saya berusaha kerja sungguh-sungguh sangat serius. Kalau dikaitkan dengan fasilitas itu, saya ini periode ke dua. Kami tidak pernah minta naik gaji, minta ditambah fasilitas. Apa adanya yang kami pakai, kami dapat, itulah yang kami kerjakan tugas kami sebagai wakil rakyat," katanya.

Sementara itu, Pakar Kebijakan Publik, Yanuar Nugroho menilai desain remunerasi sudah usang. Angka gaji dianggap rendah, tapi ada tunjangan berlapis-lapis. Proses ini membuat sulit dilacak. Itu semua terjadi karena kurangnya transparansi.

Konteks lain menurut Yanuar yaitu persepsi korupsi kita. Sehingga ketika ada fasilitas yang diberikan pejabat, dianggap sebagai privilege, bukan tunjangan kinerja. Hal ini kontradiktif dengan adanya pengetatan anggaran.

Guru Besar Komunikasi Politik UIN Jakarta, Gun Gun Heryanto menanggapi pernyataan Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni yang merespons tuntutan pembubaran DPR. Menurutnya, ketika isu kenaikan tunjangan ini menguat, harusnya bisa mengkomunikasikan secara koheren.

"Ini komunikasi publik buruk. Tidak sepantasnya bicara demikian. Agresivitas verbal yg seharusnya tidak terjadi, apalagi ini bicara soal sosok yang sedang jadi newsmaker," katanya.



Bagaimana menurut Anda?

Saksikan selengkapnya di kanal youtube KompasTV di sini: https://youtu.be/VJdHwKFylYE




#dpr #tunjangan #demo

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/614084/dpr-minta-maaf-gaduh-tunjangan-rumah-50-juta-perlu-transparansi-remunerasi-satu-meja Receive SMS online on sms24.me

TubeReader video aggregator is a website that collects and organizes online videos from the YouTube source. Video aggregation is done for different purposes, and TubeReader take different approaches to achieve their purpose.

Our try to collect videos of high quality or interest for visitors to view; the collection may be made by editors or may be based on community votes.

Another method is to base the collection on those videos most viewed, either at the aggregator site or at various popular video hosting sites.

TubeReader site exists to allow users to collect their own sets of videos, for personal use as well as for browsing and viewing by others; TubeReader can develop online communities around video sharing.

Our site allow users to create a personalized video playlist, for personal use as well as for browsing and viewing by others.

@YouTubeReaderBot allows you to subscribe to Youtube channels.

By using @YouTubeReaderBot Bot you agree with YouTube Terms of Service.

Use the @YouTubeReaderBot telegram bot to be the first to be notified when new videos are released on your favorite channels.

Look for new videos or channels and share them with your friends.

You can start using our bot from this video, subscribe now to DPR Minta Maaf Gaduh Tunjangan Rumah 50 Juta, Perlu Transparansi Remunerasi? | SATU MEJA

What is YouTube?

YouTube is a free video sharing website that makes it easy to watch online videos. You can even create and upload your own videos to share with others. Originally created in 2005, YouTube is now one of the most popular sites on the Web, with visitors watching around 6 billion hours of video every month.