Tradisi makan pinang di Papua, bisa memicu kanker mulut? - BBC News Indonesia

Tradisi mengunyah pinang yang dicampur dengan kapur dan buah sirih telah mendarah daging dalam hidup warga Papua dan kerap digunakan dalam berbagai ritual adat. Namun, di balik nilai budayanya, mengunyah pinang berisiko menimbulkan masalah kesehatan serius, seperti kanker mulut.

Tradisi mengunyah pinang yang dicampur dengan berbagai bahan lain sebagai “ramuannya”— seperti sirih, kapur gambir dan tembakau—telah berlangsung selama berabad-abad di Asia Tenggara. Di Indonesia, tradisi ini berkembang di Sumatra, Jawa, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga Papua.

Di Papua, kebiasaan "makan pinang" telah terjadi secara turun temurun dan dilakukan oleh semua kalangan usia, bahkan di tempat umum, berbeda dengan daerah lain yang umumnya hanya oleh orang tua di pedesaan.

Cara mengunyah pinang di Papua juga berbeda dengan daerah lain di Indonesia. Jika di Jawa tradisi ini dilakukan tanpa pinang dan menggunakan kapur mentah, kebiasaan ini dilakukan dengan menggunakan pinang matang dan kapur kering di Papua.

Pada 2003, Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC)—sebuah badan ilmiah di bawah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)—menyimpulkan bahwa kebiasaan mengunyah sirih dapat menyebabkan kanker mulut, kanker tenggorokan bagian atas (faring), dan kanker kerongkongan.

Kendari memiliki risiko kesehatan yang serius, banyak warga Papua, terutama kaum perempuan, tetap melestarikan kebiasaan mengunyah pinang ini. Mereka menganggapnya sebagai bagian tak terpisahkan dari budaya dan "identitas" mereka.

Lantas, bagaimana perempuan dan generasi muda Papua, yang terjebak dalam dilema antara nilai budaya dan ancaman kesehatan, memaknai tradisi mengunyah pinang?
============
Berlangganan channel ini di sini: https://bit.ly/2Mkg9hY

Ini adalah channel resmi BBC Indonesia, di mana kami menyajikan berita internasional dan berita nasional yang akurat dan tidak berpihak.

Video tentang berita terkini disajikan dalam berbagai format, mulai dari video dokumenter, video eksplainer, dan wawancara tokoh.

Terima kasih telah mengunjungi kami. Ikuti juga akun media sosial kami lainnya:
▪️ Instagram: https://www.instagram.com/bbcindonesia/
▪️ Twitter: https://twitter.com/BBCIndonesia
▪️ Facebook: https://www.facebook.com/BBCNewsIndonesia/

#bbcindonesia Receive SMS online on sms24.me

TubeReader video aggregator is a website that collects and organizes online videos from the YouTube source. Video aggregation is done for different purposes, and TubeReader take different approaches to achieve their purpose.

Our try to collect videos of high quality or interest for visitors to view; the collection may be made by editors or may be based on community votes.

Another method is to base the collection on those videos most viewed, either at the aggregator site or at various popular video hosting sites.

TubeReader site exists to allow users to collect their own sets of videos, for personal use as well as for browsing and viewing by others; TubeReader can develop online communities around video sharing.

Our site allow users to create a personalized video playlist, for personal use as well as for browsing and viewing by others.

@YouTubeReaderBot allows you to subscribe to Youtube channels.

By using @YouTubeReaderBot Bot you agree with YouTube Terms of Service.

Use the @YouTubeReaderBot telegram bot to be the first to be notified when new videos are released on your favorite channels.

Look for new videos or channels and share them with your friends.

You can start using our bot from this video, subscribe now to Tradisi makan pinang di Papua, bisa memicu kanker mulut? - BBC News Indonesia

What is YouTube?

YouTube is a free video sharing website that makes it easy to watch online videos. You can even create and upload your own videos to share with others. Originally created in 2005, YouTube is now one of the most popular sites on the Web, with visitors watching around 6 billion hours of video every month.