Beredar Video Kerusakan Alam Akibat Tambang Nikel, Gubernur Papua Barat Membantah: Itu Hoaks!
PAPUA, KOMPAS.TV - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, mengunjungi tambang nikel di Pulau Gag, Raja Ampat, Sabtu (7/6/2025) kemarin.Kunjungan itu bertujuan melihat situasi operasi tambang dan menindaklanjuti keresahan publik atas dampak pertambangan terhadap kawasan wisata Raja Ampat.
Kementerian ESDM tidak menemukan masalah pencemaran di wilayah tambang. Meski begitu, inspeksi izin usaha pertambangan di Raja Ampat dan evaluasi secara menyeluruh akan tetap dilakukan.
Soal kerusakan lingkungan akibat aktivitas pertambangan nikel, Gubernur Papua Barat Daya, Elisa Kambu, membantah. Ia juga mengatakan bahwa video yang beredar bukanlah aktivitas penambangan di Pulau Gag.
Kami mengutip foto citra satelit yang diunggah oleh harian Kompas dalam laman Instagram-nya.
Berdasarkan foto citra satelit yang diambil 29 November 2016, belum terlihat adanya pembukaan lahan di Pulau Gag. Kondisi yang sama juga tampak pada citra satelit yang diambil pada 19 Maret 2017.
Namun pada 2018, aktivitas pembukaan lahan mulai terlihat di Pulau Gag.
Raja Ampat merupakan salah satu wilayah dengan keanekaragaman hayati laut tertinggi di dunia. Tambang nikel memicu kekhawatiran akan potensi pencemaran dan kerusakan ekosistem.
Sejumlah pihak, termasuk aktivis lingkungan dan tokoh adat, menyayangkan aktivitas yang berpotensi merusak alam Raja Ampat yang sakral dan penting untuk pariwisata.
Sebelumnya, pada Kamis, 5 Juni lalu, Bahlil menghentikan sementara operasional PT Gag Nikel di Pulau Gag.
Penghentian itu merupakan respons terhadap pengaduan masyarakat soal dampak aktivitas pertambangan terhadap kawasan wisata Raja Ampat.
Tambang nikel di Pulau Gag, Raja Ampat, dikelola oleh PT Gag Nikel, anak usaha PT Antam Tbk.
Lokasi tambang yang dekat dengan wilayah konservasi laut dan darat Raja Ampat dikhawatirkan merusak salah satu pusat keanekaragaman hayati laut terbesar di dunia.
#saverajaampat #tambangnikel #papua
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/598282/beredar-video-kerusakan-alam-akibat-tambang-nikel-gubernur-papua-barat-membantah-itu-hoaks Receive SMS online on sms24.me
TubeReader video aggregator is a website that collects and organizes online videos from the YouTube source. Video aggregation is done for different purposes, and TubeReader take different approaches to achieve their purpose.
Our try to collect videos of high quality or interest for visitors to view; the collection may be made by editors or may be based on community votes.
Another method is to base the collection on those videos most viewed, either at the aggregator site or at various popular video hosting sites.
TubeReader site exists to allow users to collect their own sets of videos, for personal use as well as for browsing and viewing by others; TubeReader can develop online communities around video sharing.
Our site allow users to create a personalized video playlist, for personal use as well as for browsing and viewing by others.
@YouTubeReaderBot allows you to subscribe to Youtube channels.
By using @YouTubeReaderBot Bot you agree with YouTube Terms of Service.
Use the @YouTubeReaderBot telegram bot to be the first to be notified when new videos are released on your favorite channels.
Look for new videos or channels and share them with your friends.
You can start using our bot from this video, subscribe now to Beredar Video Kerusakan Alam Akibat Tambang Nikel, Gubernur Papua Barat Membantah: Itu Hoaks!
What is YouTube?
YouTube is a free video sharing website that makes it easy to watch online videos. You can even create and upload your own videos to share with others. Originally created in 2005, YouTube is now one of the most popular sites on the Web, with visitors watching around 6 billion hours of video every month.