GERWANI Dituding Cukil Mata dan Potong Kemaluan Dewan Jenderal G30S/PKI, Dokter Beber Hasil Forensik

Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru

TRIBUN-VIDEO.COM - Oktober 1965, bisa disebut masa kelam bagi dunia pers di Indonesia.

Media-media cetak kala itu, yang dipelopori media milik penguasa militer, ramai memuat kisah kekejaman dari peristiwa penculikan enam jenderal dan satu perwira pertama TNI Angkatan Darat. Korban dari peristiwa yang disebut Gerakan 30 September (G30S) itu kemudian kita kenal sebagai Pahlawan Revolusi.

Harian Angkatan Bersendjata dan Berita Yudha menulis bahwa mata Jenderal Achmad Yani dicungkil.

Lebih sadis lagi digambarkan, kemaluan para korban juga diiris-iris memakai silet, lalu dipermainkan oleh para pelaku yang kebanyakan perempuan.

Dalam Koran Angkatan Bersenjata juga disebutkan pelaku merupakan dua anggota Gerakan Wanita Indonesia atau lebih dikenal dengan Gerwani yakni organisasi wanita Indonesia yang didirikan pada tahun 1950.

Karena tuduhan tersebut, Gerwani dianggap sebagai gerakan yang mendukung PKI dan terlibat secara langsung dalam peristiwa G30S.

Menurut saksi sejarah, Deborah Sumini mengungkap bahwa dua nama yakni Jamilah dan Fainah merupakan pekerja seks komersial yang dipaksa mengaku sebagai anggota Gerwani.

Bahkan Fainah mengaku kepada Deborah Sumini jika dipaksa menari telanjang diiringi lagu 'Genjer-Genjer' di hadapan para jenderal sebelum pembunuhan terjadi.

Selain itu dokter forensik juga mengungkap jika jenazah para jenderal ketika diangkat dari Sumur Lubang Buaya masih memiliki mata yang utuh.

Namun kisah-kisah bernarasi mengerikan tentang tindakan brutal para pelaku itu akhirnya dikutip media-media lain dan menyebar luas di masyarakat.

Akibatnya sungguh di luar dugaan. Kemarahan rakyat yang antara lain dipicu kisah-kisah kekejaman itu, lalu memunculkan gelombang pembantaian terhadap massa Partai Komunis Indonesia yang dicap sebagai pelaku utama G30S.

Diperkirakan sekitar lima ratus ribu sampai 1,5 juta orang mati dibunuh dengan cara-cara yang tak kalah kejam.

Cerita "pencungkilan mata" dan "pemotongan penis" sebenarnya sudah lebih dulu beredar di masyarakat.

Tepatnya sesaat setelah para korban G30S ditemukan di dalam sebuah sumur tua di daerah Lubang Buaya, Jakarta Timur, 4 Oktober 1965 pagi hari.

Tujuh jenazah yang membusuk itu lalu dievakuasi ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) untuk diautopsi.

Kekejaman itu pula yang didengar oleh tim dokter yang diperintahkan Pangkostrad, Mayjen. Soeharto, untuk mengautopsi jenazah.

Tim terdiri atas dua dokter RSPAD, yaitu dr. Brigjen. Roebiono Kertopati dan dr. Kolonel. Frans Pattiasina; serta tiga dari Ilmu Kedokteran Kehakiman (sekarang Ilmu Forensik) Universitas Indonesia (Ul), yaitu Prof. dr. Sutomo Tjokronegoro, dr. Liau Yan Siang, dan dr. Lim Joe Thay.

Mereka bekerja delapan jam dari pukul 16.30 pada 4 Oktober sampai pukul 00.30 pada 5 Oktober di kamar mayat RSPAD.

Sesuai perintah, tim dokter hanya bertugas melakukan identifikasi dan mengautopsi bagian luar jenazah.

Hasilnya tim berkesimpulan, para korban mendapat perlakuan kejam di luar batas perikemanusiaan hingga menyebabkan kematian.

Tapi ada pula fakta mengejutkan: tidak ada pencungkilan mata dan pemotongan penis para korban.

Tim sengaja berkonsentrasi pada pembuktian dua dugaan itu mengingat kabar sudah beredar di masyarakat.

Dalam kondisi politik saat itu, temuan fakta itu membuat tim dokter tertekan.

Sebelum membuat visum et repertum (laporan pemeriksaan mayat) mereka sampai harus mengadakan pembicaraan khusus untuk menentukan sikap, akan menulis kebenaran atau mengikuti saja kabar di masyarakat. Ada ketakutan, kalau menuliskan apa adanya, mereka akan dicap pro-PKI.

Pagi itu akhirnya tim dokter bersepakat untuk menulis fakta apa adanya, dengan pertimbangan kesetiaan kepada sumpah profesi untuk menyatakan kebenaran.

Mereka juga sepakat untuk siap masuk penjara karena mengambil sikap itu.

Pada visum memang tertulis kondisi biji mata beberapa korban terlihat kempis dan keluar.

Tapi menurut dokter hal itu disebabkan oleh pembusukan jenazah.

Berbeda jika mata sengaja dicungkil, karena pasti akan terdapat luka, tusukan, atau tulang yang patah di sekitar mata.

Kondisi kemaluan para korban juga tertulis semuanya utuh. Buktinya bisa diketahui ada empat penis dikhitan dan tiga penis yang tidak.

Visum menggambarkan para korban umumnya terkena tembakan senjata api, yang menghasilkan luka tembak masuk dan luka tembak keluar.

Jenazah Achmad Yani luka tembaknya terbanyak, yakni 10 luka tembak masuk dan tiga luka tembak keluar.

https://intisari.grid.id/read/034150791/saksi-bisu-di-ruang-forensik-jenazah-korban-g30s-1965-tak-ada-pencungkilan-mata-dan-pemotongan-kemaluan

Host: Rima Anggi
Editor: Bati Omar Zaky
Uploader: Receive SMS online on sms24.me

TubeReader video aggregator is a website that collects and organizes online videos from the YouTube source. Video aggregation is done for different purposes, and TubeReader take different approaches to achieve their purpose.

Our try to collect videos of high quality or interest for visitors to view; the collection may be made by editors or may be based on community votes.

Another method is to base the collection on those videos most viewed, either at the aggregator site or at various popular video hosting sites.

TubeReader site exists to allow users to collect their own sets of videos, for personal use as well as for browsing and viewing by others; TubeReader can develop online communities around video sharing.

Our site allow users to create a personalized video playlist, for personal use as well as for browsing and viewing by others.

@YouTubeReaderBot allows you to subscribe to Youtube channels.

By using @YouTubeReaderBot Bot you agree with YouTube Terms of Service.

Use the @YouTubeReaderBot telegram bot to be the first to be notified when new videos are released on your favorite channels.

Look for new videos or channels and share them with your friends.

You can start using our bot from this video, subscribe now to GERWANI Dituding Cukil Mata dan Potong Kemaluan Dewan Jenderal G30S/PKI, Dokter Beber Hasil Forensik

What is YouTube?

YouTube is a free video sharing website that makes it easy to watch online videos. You can even create and upload your own videos to share with others. Originally created in 2005, YouTube is now one of the most popular sites on the Web, with visitors watching around 6 billion hours of video every month.